Kamis, 16 Februari 2012

Piramida di Gunung Sadahurip

Gunung Sadahurip yang terletak di desa Sukahurip, kecamatan Pangatikan, kaupaten Garut, Jawa Barat akhir-akhir ini menjadi topik hangat di masyarakat. Penyebabnya tidak lepas dari munculnya dugaan adanya piramida di dalam gunung tersebut. Bahkan katanya, dugaan piramida di Gunung Sadahurip umurnya jauh lebih tua dibanding piramida yang ada di Mesir. Bagaimana tidak heboh ? Munculnya pro dan kontra di kalangan para ahli geologi pun membuat fenomena ini menjadi tanda tanya besar, apakah benar keberadaan piramida di Gunung Sadahurip ?
Ada yang mengatakan kalau Gunung Sadahurip berasal dari magma yang terdesak keluar dari perut bumi selama puluhan tahun. Asal magma ini sendiri dari daerah penunjangan lempeng benua di kedalaman 100 km. Selama puluhan tahun, magma keluar dari salah satu titik dan akhirnya membanjir ke seluruh arah. Desakan magma yang semakin meninggi dari hari ke hari hingga sampai ketinggian Gunung Sadahurip.
Gunung ini masuk dalam kategori gunung api yang dibangun oleh aliran lava. Lesakan magma diprediksikan memunculkan pecahan batu di sisi terluar gunung, lava bongkah, dan kekar kolom. Lava pembentuk gunung pun kabarnya berasal dari magma yang merembes dari Gunung Talagabodas, di mana letaknya di lereng gunung tersebut.
Di sisi lain, tim bencana Katastropik Purba meyakini kalau Gunung Sadahurip merupakan peninggalan sebuah piramida kuno. Kabarnya di bagian dalam Gunung Sadahurip memiliki keganjilan yang tidak bisa dijelaskan secara gamblang. Peta bawah tanah yang didapatkan melalui metode geolistik, memperlihatkan kalau pnca gunung dibentuk oleh formasi yang berbeda dibanding bagian lainnya. Dari ahli geologi lain mengungkapkan bahwa gunung dengan bentuk limas itu tidak punya lubang magma di bagian puncaknya. Sehingga lumayan susah untuk dipercaya kalau dibilang gunung berapi yang sudah lama mati. Fenomena ini dibuat penasaran lagi dengan munculnya dugaan kemunculan kilatan cahaya di puncak gunung bak petir yang menyambar. Dugaan ini diungkapkan oleh warga sekitar yang sering melihat cahaya di puncak gunung pada malam hari. "Sinarnya seperti cahaya yang keluar dari tiang listrik, naik ke atas , tidak tahu itu apa. Saya pikir itu cahaya aneh saja," kata Nahrudin, Kepala Dusun Sukahurip.

Sumber : majalah GAUL (ry@n / sumber:tempointeraktif)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar